Kaedah Hukum
Kaedah Hukum adalah ketentuan atau pedoman tetang apa yang seharusnya
dilakukan, yang pada hakekatnya kaedah hukum merupakan perumusan pendapat atau
pandangan tentang bagaimana seharusnya atau seyogyanya seserorang bertingkah
laku.
Sumber : https://pixabay.com/en/law-books-books-law-legal-court-1231542/ |
Isi kaedah hukum itu ditunjukan kepada
sikap lahir manusia, yang pada intinya apa yang difikirkan, apa yang ada di
batin tidak menjadi soal, asal lahirnya tidak melanggar kaedah hukum. Sebagai
contoh: seseorang yang mengkhayal atau berangan-angan untuk memiliki
handphone dengan cara mencuri di sebuah toko handphon, maka perbuatan tersebut
tidakdikenakan sanksi, dikarenakan ,pemikiran seseorang tersebut tidak dapat
dihukum, tidak seorang pun dapat dihukum atau di beri sanksi hukum karena apa
yang dipikirkan atau dibatinnya (congitationis poenam nemo patitut)
Bagaimana hukubungan kaedah hukum dengan kaedah sosial lainnya? Di dalam kaedah hukum terkandung suatu kaedah hukum sosial, diantaranya kaedah hukum kepercayaan, kaedah hukum kesusilaa, dan kaedah hukum sopan santun. Yang kesemuanya saling melengkapi dan saling berhubungan satu sama lainnya. Sebagai contoh hubungan kaedah hukum dengan kaedah kepercayaan, di dalam Pasal 29 UUD bahwa menjamin kebebasan beragama bagi setiap penduduk.
Adapun perbedanaan antara kaeadah hukum
dengan kaedah sosial lainnya menurut tujuan, isi, asal-usul, sanksi, daya
kerja yaitu sebagai berikut:
Kaedah Kepercayaan
|
Kaedah Kesusilaan
|
Kaedah Sopan Santun
|
Kaedah Hukum
|
|
Tujuan
|
Umat Manusia; penyempurnaan manusia; jangan sampai
ada manusia yang jahat
|
Pembuatnya yang kongkrit; ketertiban masyarakat;
jangan sampai ada korban
|
||
Isi
|
Di tunjukan kepada sikap batin
|
Ditunjukan kepada sikap lahir
|
||
Asal-usul
|
Dari tuhan
|
Diri sendiri
|
Keksuasaan yang memaksa
|
|
Sanksi
|
Dari tuhan
|
Diri sendiri
|
Dari masyarakat secara tidak resmi
|
Dari masyarakat secara resmi
|
Daya kerja
|
Membebani kewajiban
|
Membebani kewajiban
|
Membebani kewajiban
|
Membebani kewajiban dan memberi hak
|
Kedah hukum yang berisi suatu kenyataan
yang normatif atau apa yang seyogyannya dilakukan disebut : das sollen dan
bukan berisi kenyataan alamiah atau peristiwa kongkrit di sebut
dengan das sein, sebagai contoh das sollen “Barang
siapa mencuri harus dihukum” atau “Barangsiapa membeli sesuatu harus membayar”,
yang dalam hal ini das sollen merupakan suatu kenyataan yang
normatif dan bukan menyatakan sesuatu yang terjadi secara nyata, melainkan apa
yang seharusnya atau seyohyanya terjadi, dan jika kalau secara nyata-nyatanya
telah terjadi pencurian atau tidak membayar apa yang di belinya barulah terjadi
kenyataan alamiah, barulah terjadi peristiwa kongkrit (das sein).
Pada dasarnya kaedah hukum bersifat pasif,
dan untuk menjadikan kaedah hukum bersifat aktif maka dierlukan suatu
rangsangan untuk mengaktifkan kaedah adalah dengan adanya das sein (peristiwa
kongkrit), dengan demikian das solle memerlukan das
sein.Tidak setiap kaedah hukum disertqi dengan
sanksi. Kaedah hukum yang demikian disebut sebabagai lex imperfecta,
sebagai contoh yaitu terdapat di dalam Pasal 298 BW bahwasanya seseorang anak
berapapun umurnya wajib menghormati dan menyegani orang tuanya, hal tersebut
adalah lex imperfecta, dikarenakan tidak ada sanksinya.
Feferensi:
Sudikno Mertokusumo, “Mengenal Hukum
(Suatu Pengantar)”, Yogyakarta: Liberty, 2002
How To Make Money From Online Casinos: 21 Tips for Making Money
ReplyDeleteOnline casinos 온카지노 offer gamblers a หาเงินออนไลน์ unique way to make money and earn money from gambling and betting. That's because they believe in having 메리트 카지노 고객센터 fun while